Menanam Bibit Bukti Pembangunan Pendidikan di Kampung (Bagian Ketiga)

by Yosef Rumaseb
Email : yosef.rumaseb@hotmail.com

Tentu saya jauh dari yang terbaik. Banyak orang  terbaik yang ada di Papua. Senang sekali saya pernah berkenalan dengan mereka. Saya menangkap beberapa kesan dari mereka. Beberapa kawan dari kampong, mengenyam pendidikan di kota dan lalu melalang buana, bercerita bahwa "rasa PD"nya menguatkan dia ke mana saja dia pergi. Rasa "PD" itu terbangun dari  pendidikan. Ciri "kampungan" dalam dirinya dilenyapkan oleh proses pendidikan. Pendidikan menjadikan dia "anak kampong tapi tidak anak kampungan".

Ciri kampungan bukan soal dandanan seperti pakaian, make up, atau hal-hal fisik lain. Perubahan dandanan fisik hanya pelengkap. Ciri kampungan di sini adalah ciri kepribadian, mencakup intelektualitas dan keterampilan. Beberapa ciri misalnya minder karena kurang menguasai IPTEK. Kurang PD, suka diam, bengong, gugup, atau tidak tau kata yang tepat untuk ungkapkan ide. Kalau bisa menjauh dari kelompok, dia akan menjauh, kecuali kalau dengan menjauh dia akan mendapat hukuman. Kurang "gaul".

Anak yang tidak kampungan beda. Dia memang tumbuh dan dibesarkan di kampong. Dia bangga karena itu. Tapi dia "gaul" dan "PD" sekalipun berada di tengah aktivitas anak kota. Dia didengarkan karena omongannya bernas dan tidak asal bunyi. Dia dipahami karena menggunakan bahasa yang dipahami, terstruktur, dan tepat. Dia mampu mengerjakan tugas yang menuntut penggunaan computer maupun internet, karena teknologi tersebut dikuasainya. Dia memimpin karena terdepan dalam inovasi, mampu berorganisasi, dan "anak gaul". Dia percaya diri untuk tampil di mana saja untuk peran apa saja yang positif dan berguna karena dia memiliki kemampuan yang diperlukan untuk melakukan hal tersebut. Dan sekalipun dia melalang-buana ke manca negara, hati kecilnya selalu memanggil dia untuk membangun kampungnya.

Kualitas "anak kampong yang tidak kampungan" ini bisa ditumbuh-kembangkan. Masalahnya adalah di beberapa kampong kita, proses ini berjalan tidak maksimal karena kurangnya fasilitas dan realisasi program pendidikan yang berkualitas.

***

Taman Baca bisa menjadi salah satu langkah intervensi untuk tujuan di atas. Taman Baca, bukan sekedar Taman Bacaan. Ada perbedaan fungsional di antara kedua konsep itu. Istilah "taman bacaan" terdiri dari komponen kata "taman" dan "bacaan". Taman Bacaan merujuk pada infrastruktur tempat dan "bacaan" (buku). Jadi, "taman bacaan" berfungsi sebagai tempat di mana buku bacaan diadakan. Pengertiannya hampir sama dengan kata "perpustakaan" (biblioteque), merujuk kepada benda, tempat buku dikumpulkan; dimana peri laku orang yang pergi ke tempat itu ditentukan sepenuhnya oleh kepentingan dia, baik dalam memilih buku maupun menggunakannya.

Taman Baca agak berbeda. Terdiri dari kata benda "taman" dan kata kerja "baca". "Taman" memang bermakna fisik seperti pada konsep Taman Bacaan. Bedanya, kata "baca" menggambarkan aktivitas membaca atau mempelajari. Jadi, Taman Baca adalah suatu tempat atau lokasi (infrastruktur) yang dilengkapi dengan bacaan (buku) dan juga dilengkapi dengan program belajar yang direkayasa. Jadi ada aktivitas sosial yang terprogram. Taman Baca adalah baik pembangunan infra-struktur maupun pengembangan proses sosial untuk memanfaatkan infra-struktur yang ada.

Taman Baca direkayasa sebagai satu sistem yang memadukan pengadaan lokasi untuk belajar, pengadaan sumber informasi yang bervariasi yang membantu anak belajar (buku, film, alat peraga atau alat pelatihan bahasa Inggris, komputer dan internet), suatu program belajar "semi asrama" yang mendorong anak menggunakan waktu sesudah sekolah untuk belajar (membuat tulisan ilmiah, tugas-tugas sekolah, kamus biologi dalam bahasa daerah, dll), program belajar kebudayaan setempat (bahasa daerah, silsilah keluarga, kearifan lokal) dan memberikan tambahan gizi untuk anak.

***

Bayangkan sebuah interaksi tua, guru dan lembaga agama di mana anak-anak kampong mendapat pendidikan keagamaan yang baik sehingga dia makin takut pada TUHAN. Takut akan TUHAN adalah permulaan pengetahuan. Takut akan TUHAN membuatnya menjauhi larangan TUHAN, takut akan TUHAN membuat dia menjauhi kelakuan yang menghabiskan dana, daya dan waktu untuk hal sia-sia. Menjauhi alcohol, menjauhi perzinahan, menjauhi pergaulan bebas. Membebaskan generasi muda dari HIV/AIDS. Takut akan TUHAN membuatnya focus pada study.

Bayangkan sebuah program di mana anak-anak kita mendapatkan langsung dari orang tua pendidikan bahasa dan budaya local. Membuatnya paham adat dan budayanya. Membuatnya mengenal falsafah, mengerti hubungan kekeluargaan, mencintai budaya dan adatnya. Membentuk komitmen kuat dan idealisme untuk membangun kampong.
Bayangkan anak-anak yang biasanya suka menyanyi memulai pengenalan bahasa Inggrisnya dengan menyanyikan lagu-lagu reggae, country, jazz hingga lafalnya bagus dan kemudian seorang tutor tinggal menata kalimat yang sudah familiar di lidah itu dengan menjelaskan grammar and spelling yang tepat.

Bayangkan jika anak-anak yang mendapatkan kursus bahasa Inggris, computer dan internet bisa mempraktekkan bahasa Inggrisnya dengan anak-anak sekolah di Nederland, Australia, New Zealand atau negara lain melalui media email, messenger chatting, facebook. Kalau beum ada listrik, biasakan jari anak di mesin ketik dulu sebelum beralih ke penggunaan computer.
Bayangkan komunikasi antara anak kampong dengan anak-anak di negara maju kemudian berkembang menjadi program pertukaran pelajar antara anak sekolah di Negara maju dengan anak sekolah di kampong, berkembang menjadi program anak asuh atau mendapatkan beasiswa untuk study di luar negeri.

Bayangkan anak-anak bisa belajar matematika atau IPA dibawah bimbingan seorang tutor yang ahli, menggunakan program animasi yang memudahkan mereka memahami kaidah-kaidah sains dengan lebih enteng. Pada bidang biologi misalnya, bayangkan sebuah program di mana anak-anak menggunakan kamera mendokumentasikan berbagai jenis ikan, kepiting, kerang, atau makhluk laut lainnya berbagai tumbuhan baik dalam bahasa Indonesia, Latin dan Bahasa Daerah.Sebuah program yang menarik anak-anak untuk membaca dan belajar dengan film, animasi dan tutor serta sekaligus mengaplikasinya melalui praktek membuat karya tulis, penelitian, speaking, writing etc.

Bayangkan program ini mendapat perhatian dan dukungan dana yang kuat sehingga bisa bekerja sama dengan program Prof Yohanis Surya untuk mengikutkan mereka yang terbaik dalam program belajar di bawah bimbingan beliau.

Untuk membuat visi ini menjadi nyata, kita memerlukan pembangunan satu infrastruktur di mana ada bangunan perpustakaan, di mana buku-buku pelajaran sesuai kurikulum nasional disiapkan, dimana ada tempat yang nyaman untuk membaca dan belajar kelompok dilakukan, di mana tersedia buku pelajaran agama ada, di mana ada kerja sama antara pengelola taman ini dan pihak sekolah untuk beberapa program khusus seperti memberi PR yang referensnya bisa dicari di Taman Baca, di mana ada kursus bahasa Inggris, di mana ada kursus computer, dimana ada film dan infokus serta berbagai program di mana program internet masuk kampong ditempatkan di sana, di mana melalui internet anak-anak memiliki link komunikasi dengan anak-anak sekolah di luar negeri dan di mana anak-anak mendapat pelajaran budaya dan bahasa setempat.

Saya yakin pendekatan ini akan bisa membuat anak kampong tidak terlalu kampungan ketika suatu saat dia akan melanjutkan study ke kota. Proses ini saya yakin akan meletakkan dasar yang kuat untuk membangun rasa PD. Dan itulah yang hendak saya lakukan di kampong saya.

Apa saja yang sudah saya lakukan? Bibit bukti apa yang saya tanam? Dan apa saja yang bisa kita kerjakan bersama dalam satu solidaritas besar untuk Papua?

(bersambung)
Read more...

Seperti Inikah Matematika yang Menyenangkan?

Banyak cara membuat Matematika menjadi pelajaran yang mudah dan menyenangkan. Dari yang tradisional menggunakan batang lidi, sampai yang mutakhir ala Glenn Doman. Kuncinya cuma kreativitas.

Penuturan Djomon Bapila, Kepala SD 008 Kalampising, Kabupaten Nunukan, Kalimantan Timur, ini misalnya. Djomon mengaku, dia mewajibkan para siswa kelas I untuk membawa batang-batang lidi ke sekolah.

"Lalu, saya minta mereka mengikatnya dengan jumlah untuk masing-masing ikat sebanyak 10 lidi. Itulah alat hitung mereka," ujar Djomon, awal Oktober lalu.

"Sederhana memang, tetapi hanya itu yang termurah, tercepat, dan termudah untuk diserap oleh siswa. Dengan lidi-lidi ini, mereka menjadi aktif belajar dan tak sadar bisa menghitung dengan tangkas," tambahnya.

Lain Djomon, lain pula Sugimun. Guru Matematika SMPN I Lumbis, Kabupaten Nunukan, ini punya cara jitu untuk membuat siswanya tertarik dan mudah mengerti pelajaran Matematika yang ia ajarkan. Salah satunya, Sugimun mengajak para siswa bermain gaple atau yang lebih akrab disebut domino.

Ya, "domino Matematika". Sugimun sudah membuktikan bahwa domino tersebut bisa memudahkan siswa mengenal pelajaran Matematika tentang bilangan pecahan.

Tak ubahnya bermain domino, setelah kartu pertama dilempar, kartu berikutnya akan mengikuti. Namun, jika pada domino sesungguhnya berisi kumpulan atau urutan angka-angka, maka kartu pada "domino Matematika" berisi berbagai bilangan pecahan.

"Saya berpikir, apa pun yang ada di sekitar kita, baik itu di lingkungan rumah maupun sekolah bisa dimanfaatkan. Sederhananya, Matematika itu tidak rumit dan mudah dimengerti siswa, asalkan gurunya bisa memudahkan siswa menyerapnya," ujar Sugimun.

"Pernah, waktu pelajaran tentang bangun bidang, seperti kubus, balok, segitiga, atau kerucut, saya minta siswa melihat ke semua sisi bangunan (sekolah), mulai dari dinding sampai atap, ternyata itu lebih mudah dimengerti ketimbang hanya teori di papan tulis," ujar lulusan Universitas Mulawarman ini.

Glenn Doman

Khusus anak balita, mereka memerlukan sistem pembelajaran, metode, dan sarana yang tepat supaya bisa merasa senang dan mudah saat mempelajari Matematika.

Berangkat dari fungsi otak yang memiliki kemampuan menyerap informasi yang luar biasa pada seorang anak, Dr Glenn Doman menunjukkan betapa mudahnya mengajarkan Matematika ke anak balita dan menjadikan proses belajar tersebut begitu menyenangkan.

Menurut Irene F Mongkar, seorang praktisi metode Glenn Doman, pada masa tiga tahun pertama, otak balita mengalami perkembangan yang sangat pesat. Akibatnya, stimulasi yang diberikan pada masa ini akan merangsang kecerdasannya.

Pertanyaannya, bagaimana metode ini mampu membuat pelajaran Matematika menjadi begitu menarik dan menyenangkan buat anak-anak Anda?

-
Tahap Pertama, Perkenalkan Jumlah

Perlihatkan kepada anak, kartu-kartu putih berukuran 28 x 28 cm dengan gambar dot (lingkaran berdiameter 2 cm) berwarna merah, mulai dari kartu berjumlah dot 1 sampai dengan 100.

Untuk memperkenalkan jumlah, cukup dengan memberikan 5 kartu, dengan sangat cepat (2 kartu untuk 1 detik) dan diulang maksimum sebanyak 3 kali sehari.

-
Tahap Kedua, Perkenalkan Persamaan

Kembali kita menunjukkan kartu-kartu dot, misalnya dot berjumlah 7, 5, dan 12. Tunjukkan kartu tersebut dengan mengatakan ”tujuh ditambah lima sama dengan dua belas”.

Berikan tiga persamaan dalam setiap pengajaran, dan sehari berikan 3 kali pengajaran. Harus dicatat, setiap persamaan tidak diulang lagi.

-
Tahap ketiga, Pemecahan Masalah

Siapkan kartu dot berjumlah 4, 7, 11, dan 16. Lalu, tunjukkan kartu tersebut dengan mengatakan ”Empat ditambah tujuh sama dengan 11 atau 16?”

Biarkan si anak memilih, dan berikan dia cukup waktu berpikir dan menunjukkan jawabannya. Berikan anak balita kesempatan untuk menggunakan kemampuannya.

-
Tahap keempat, Pengenalan Angka

Pengenalan ini prinsipnya seperti pada tahap 1. Adapun pada tahap kelima, perkenalkan persamaan dengan angka yang ditulis dalam karton panjang berukuran 10 x 50 cm, dengan berbagai jenis persamaan, misalnya 7 + 1 + 11 – 5 + 2 – 4.

Dengan cara yang sederhana, waktu yang singkat, sikap gembira dan menyenangkan, kita dapat mengenalkan Matematika kepada anak balita. Dengan begitu, anak balita akan mulai menyenangi Matematika.

(Sumber : Kompas)
Read more...

14 Kejadan Alam Yang Luar Biasa

Rahasia alam tidak ada habisnya untuk terus ditelusuri. Sang Pencipta menunjukkan keagunganNya dengan berbagai keindahan dan kejadian alam yang luar biasa yang hanya dapat membuat manusia berdecak kagum. Fakta Unik telah merangkum 14 Kejadian Alam yang Luar Biasa untuk Anda.

1. Moonbows / Pelangi Bulan


Pelangi terjadi karena matahari bersinar pada tetesan-tetesan air embun, biasanya terjadi pada atmosfir setelah hujan. Moonbow lebih jarang terjadi, hanya dapat dilihat pada malam hari ketika bulan ada pada titik rendah pada saat bulan purnama sampai hampir purnama. Satu tempat popular untuk melihat Moonbow adalah di air terjun Cumberland di kentucky AS.
( en.wikipedia.org )

2. Mirages / Fatamorgana



Fatamorgana muncul ketika cahaya terbias dan menghasilkan gambar dari suatu object atau langit padahal sebenarnya tidak ada. Fenomena ini biasanya terjadi di permukaan panas, seperti jalan aspal atau gurun pasir. ( en.wikipedia.org )

3. Belt of Venus



The Venus Belt / Sabuk Venus adalah fenomena yang muncul pada saat senja yang berdebu ketika sekumpulan langit kemerahan dan kecoklatan muncul diantara langit dan cakrawala. ( en.wikipedia.org )

4. Noctilucent Cloud / Awan Noctilucent


Awan Noctilucent adalah awan yang sangat tinggi secara atmosfir yang membiaskan cahaya pada senja ketika matahari telah tenggelam, mengiluminasi/menyinari langit dengan sumber cahaya yang tak tampak. ( en.wikipedia.org )

5. Aurora Borealis


Pada belahan dunia selatan juga dikenal dengan nama Aurora Australis, Aurora Borealis adalah partikel bermuatan listrik dari matahari yang telah mencapai bagian teratas atmosfir bumi dan menjadi sangat aktif. Aurora biasanya sering terlihat di daerah dekat kutub dan pada waktu dimana siang dan malam sama panjang. (en.wikipedia.org )

6. Mammatus Clouds / Awan Mammatus



Bentuk awan yang aneh ini sering diasosiasikan dengan badai, dan tidak dapat dimengerti sepenuhnya bagaimana awan ini terbentuk. (en.wikipedia.org )

7. Fire Whirls / Pusaran Api



Fire whirls / pusaran api adalah tornado yang berputar terlalu dekat dengan kebakaran hutan atau pusaran yang terbentuk karena terdapat terlalu banyak panas di area tersebut. ( en.wikipedia.org )

8. Pyrocumulus Clouds / Awan Pyrocumulus





Awan Pyrocumulus adalah fenomena lainnya yang berhubungan dengan panas yang terbentuk karena panas yang meluas dan intens dari suatu daerah yang membentuk awan comulus. Gunung berapi, kebakaran hutan, dan ledakan nuklir (dalam bentuk mushrom clouds) adalah penyebab utama terjadinya pyrocumulus clouds. (en.wikipedia.org )

9. Sun Pillars / Pilar Matahari





Sun pillars / pilar matahari timbul ketika matahari yang tenggelam memantulkan tinggi awan es pada lapisan yang berbeda. Hal ini menghasilkan pilar cahaya yang tinggi menjulang hingga ke langit. sangat mungkin juga untuk menyaksikan moon pilar atau pilar bulan. (en.wikipedia.org )

10. Virga





Virga adalah fenomena yang terjadi saat kristal es di awan jatuh, namun menguap sebelum menyentuh tanah. Virga muncul seperti ekor / jejak dari awan yang menggapai permukaan tanah, kadangkala membentuk awan seperti ubur-ubur. ( en.wikipedia.org )

11.Katabatic Winds / Awan Katabatic




Ini adalah angin yang membawa udara padat dari tempat yang lebih tinggi ke tempat yang lebih rendah karena gravitasi. Katabatic winds dikenal secara lokal sebagai santa ana (california selatan), mistral (mediterania), Bora (laut adriatic) Oroshi (jepang), Pitaraq(greenland), dan wailliwaw (tierra del fuego). Williwaw dan angin yang bergerak di atas antartika biasanya berbahaya, bertiup dengan kecepatan 100 knot. ( en.wikipedia.org )

12. Fire Rainbow / Pelangi Api



Fire rainbow adalah fenomena yang sangat jarang yang muncul hanya pada saat matahari sedang tinggi yang membuat sinarnya melewati awan cirrus yang tinggi yang berisi kristal-kristal es. ( en.wikipedia.org)

13. Green Ray




Juga dikenal dengan nama Green Flash. Fenomena ini muncul sangat singkat sebelum matahari benar-benar tenggelam dan setelah matahari terbit. Fenomena ini muncul sebagai kilatan / cahaya hijau diatas matahari yang berlangsung sangat cepat, biasanya hanya beberapa saat. Hal ini muncul karena pembiasan cahaya di atmosfir. (en.wikipedia.org )

14. Ball Linghning / Bola Petir



Ini adalah fenomena yang sangat langka yang melibatkan petir / kilat berbentuk bola yang bergerak lebih lambat dari kilat normal. Telah dilaporkan besar dari bola petir ini sebesar 8 kaki dan dapat menyebabkan kerusakan parah. Ada laporan bahwa ball lightning menghancurkan keseluruhan bangunan.
Read more...

Taman Nasional Lorentz


Taman Nasional Lorentz




Taman Nasional Lorentz merupakan perwakilan dari ekosistem terlengkap untuk keanekaragaman hayati di Asia Tenggara dan Pasifik. Kawasan ini juga merupakan salah satu diantara tiga kawasan di dunia yang mempunyai gletser di daerah tropis. Membentang dari puncak gunung yang diselimuti salju (5.030 meter dpl), hingga membujur ke perairan pesisir pantai dengan hutan bakau dan batas tepi perairan Laut Arafura. Dalam bentangan ini, terdapat spektrum ekologis menakjubkan dari kawasan vegetasi alpin, sub-alpin, montana, sub-montana, dataran rendah, dan lahan basah.

Selain memiliki keanekaragaman hayati yang sangat tinggi, terdapat pula beberapa kekhasan dan keunikan adanya gletser di Puncak Jaya dan sungai yang menghilang beberapa kilometer ke dalam tanah di Lembah Balliem.

Sebanyak 34 tipe vegetasi diantaranya hutan rawa, hutan tepi sungai, hutan sagu, hutan gambut, pantai pasir karang, hutan hujan lahan datar/lereng, hutan hujan pada bukit, hutan kerangas, hutan pegunungan, padang rumput, dan lumut kerak.

Jenis-jenis tumbuhan di taman nasional ini antara lain nipah (Nypa fruticans), bakau (Rhizophora apiculata), Pandanus julianettii, Colocasia esculenta, Avicennia marina, Podocarpus pilgeri, dan Nauclea coadunata.

Jenis-jenis satwa yang sudah diidentifikasi di Taman Nasional Lorentz sebanyak 630 jenis burung (± 70 % dari burung yang ada di Papua) dan 123 jenis mamalia. Jenis burung yang menjadi ciri khas taman nasional ini ada dua jenis kasuari, empat megapoda, 31 jenis dara/merpati, 30 jenis kakatua, 13 jenis burung udang, 29 jenis burung madu, dan 20 jenis endemik diantaranya cendrawasih ekor panjang (Paradigalla caruneulata) dan puyuh salju (Anurophasis monorthonyx).

Satwa mamalia tercatat antara lain babi duri moncong panjang (Zaglossus bruijnii), babi duri moncong pendek (Tachyglossus aculeatus), 4 jenis kuskus, walabi, kucing hutan, dan kanguru pohon.
Taman Nasional Lorentz ditetapkan sebagai Situs Warisan Alam Dunia oleh UNESCO dan Warisan Alam ASEAN oleh negara-negara ASEAN.


Taman nasional ini memiliki keanekaragaman hayati yang tinggi dan ditunjang keanekaragaman budaya yang mengagumkan. Diperkirakan kebudayaan tersebut berumur 30.000 tahun dan merupakan tempat kediaman suku Nduga, Dani Barat, Amungme, Sempan dan Asmat. Kemungkinan masih ada lagi masyarakat yang hidup terpencil di hutan belantara ini yang belum mengadakan hubungan dengan manusia modern.

Suku Asmat terkenal dengan keterampilan pahatan patungnya. Menurut kepercayaannya, suku tersebut identik dengan hutan atau pohon. Batang pohon dilambangkan sebagai tubuh manusia, dahan-dahannya sebagai lengan, dan buahnya sebagai kepala manusia. Pohon dianggap sebagai tempat hidup para arwah nenek moyang mereka. Sistem masyarakat Asmat yang menghormati pohon, ternyata berlaku juga untuk sungai, gunung dan lain-lain.

Lorentz ditunjuk sebagai taman nasional pada tahun 1997, sehingga fasilitas/sarana untuk kemudahan pengunjung masih sangat terbatas, dan belum semua obyek dan daya tarik wisata alam di taman nasional ini telah diidentifikasi dan dikembangkan.

Musim kunjungan terbaik: bulan Agustus s/d Desember setiap tahunnya.

Cara pencapaian lokasi:
Dari kota Timika ke bagian Utara kawasan menggunakan penerbangan perintis dan ke bagian Selatan menggunakan kapal laut melalui Pelabuhan Sawa Erma, dilanjutkan dengan jalan setapak ke beberapa lokasi.




Kantor : Jl. Raya Abepura Kotaraja PO Box 1217
Jayapura 99351, Papua Barat
Telp. (0967) 581596; Fax (0967) 585529



Dinyatakan ---
Ditunjuk Menteri Kehutanan, SK No. 154/Kpts-II/1997
dengan luas 2.450.000 hektar
Ditetapkan ---
Letak Kab. Paniai, Kab. Fak-fak, dan Kab.
Merauke, Provinsi Papua/Irian Jaya
Temperatur udara 29° - 32° C di dataran rendah
Curah hujan 3.700 – 10.000 mm/tahun
Ketinggian tempat 0 – 5.000 meter dpl.
Letak geografis 3°41’ - 5°30’ LS, 136°56’ - 139°09’ BT
Read more...

Kayu Gaharu, Sang Pohon Dewa !!!

Kayu Gaharu, Sang Pohon Dewa !!!


Lompatan gaya hidup telah terjadi. Mereka yang semula hidup dengan pola natura kini dihadapkan pada sebuah dunia dagang yang penuh hiruk pikuk. Aneka jenis barang yang tak pernah mereka temukan sebelumnya tiba-tiba hadir di depan mata. Beras dengan cepat menggantikan sagu, senapan angin mengganti panah, dan dayung tergantikan oleh perahu bermesin. Bahkan, barang-barang elektronik begitu mudah didapat, termasuk segala jenis barang yang sebelumnya hanya dinikmati masyarakat yang mengaku modern.

Gaharu benar-benar menjadi magnit. Hutan-hutan yang sebelumnya tak pernah diinjak manusia tak sejengkal pun lolos dari perhatian para pendatang. Awalnya, perburuan gaharu hanya dilakukan di wilayah pesisir Laut Arafuru seperti di Agats. Namun setelah delapan tahun, nafsu untuk memburu kayu ini telah merambah jauh ke pedalaman di sepanjang dataran rendah Asmat hingga ke lereng-lereng gunung di Wamena.

Gaharu sebenarnya adalah sebuah virus yang menginfeksi pohon-pohon jenis aquilaria yang hidup di dataran rendah dan rawa-rawa. Infeksi virus itulah yang kemudian membuat gubal pohon ini menjadi wangi dan diburu orang karena berharga mahal. Di wilayah Asmat satu kilogram kayu gaharu kualitas super bisa dihargai hingga Rp 8 juta. Sedangkan di wilayah lain seperti di Jawa harganya bisa melonjak hingga Rp 15 juta per kilogram. Perburuan kayu gaharu di Papua sebenarnya sudah dimulai sejak dimulai 1990 seiring punahnya kayu cendana di Nusatenggara dan semakin langkanya gaharu di Kalimantan.


KISAH perburuan gaharu di Papua dimulai sejak 1990 ketika sejumlah hutan gaharu di Kalimantan, Sulawesi, dan Sumbawa (NTB) mulai punah. Pemburu dan pemodal mulai melirik Papua sebagai daerah sasaran perburuan gaharu.

Perburuan dimulai di hutan-hutan pedalaman Jayapura, kemudian beralih ke Mimika, terus sampai pedalaman Merauke yakni wilayah suku Asmat. Walau menghadapi berbagai kesulitan geografis namun pemburu ini mencarter helikopter untuk berburu gaharu di pedalaman Papua.

Di Mimika, tahun 2001 terjadi pembantaian tujuh pencari gaharu asal Sulawesi di Kali Kopi, Mimika oleh Organisasi Papua Merdeka (OPM). Pencarian gaharu diduga dibekingi oknum aparat keamanan, yang pada saat itu membangun pos komando khusus di Kali Kopi untuk memantau dan mengawasi keamanan para pencari gaharu.

Worl Wide fund for Nature (WWF) Bioregion Sahul, Papua melaporkan, pemburu gaharu saat ini menguasai sebagian Taman Nasional Laurentz. Mereka berhasil membujuk penduduk setempat kemudian masuk ke pedalaman Taman Nasional Laurentz, merusak hutan dan satwa di dalam taman itu.

Mereka tidak hanya mengambil gaharu, tetapi sekali jalan mereka juga mengambil burung cenderawasih, kasuari, rusa, dan kanguru serta tumbuh-tumbuhan tertentu. Para pemburu gaharu ini mendapat dukungan kuat dari pengumpul di kota. Mereka dibekali bahan makanan dan uang selama berburu di hutan, kata Direktur WWF Bioregion Sahul, Benya Mambay.

Informasi yang diterima seorang pemburu gaharu yang tidak bersedia disebut namanya, mereka mendapat senjata (pistol) dari aparat keamanan selama berburu gaharu di hutan Kali Kopi, Mimika. Tetapi syaratnya, hasil perburuan gaharu dan hewan lain yang ditemukan di hutan dibagi dengan anggota TNI itu.

Berburu gaharu di Papua penuh risiko dan tantangan. Kondisi geografis yang sulit ditempuh, berikut kehadiran OPM yang menguasai sebagian wilayah hutan rimba. Karena itu pemburu gaharu sering bekerja sama dengan aparat keamanan sehingga mendapat akses ke pedalaman.



MENGAPA gaharu begitu diminati


Tidak semua orang mengerti dan mengenal gaharu secara keseluruhan. Penduduk lokal pun tidak paham mengenai fungsi gaharu.

Kayu ini menjadi berarti bagi orang Papua ketika warga pendatang mulai ramai-ramai mencari dan memburu. Perburuan gaharu dimulai pada tahun 1990, namun orang Papua mulai menyadari fungsi hutan gaharu setelah tahun 1997, saat Gubernur Papua Jacob Pattipi resmi melepas ekspor kayu gaharu pertama dari Papua sebanyak 4,5 ton melalui PT Artha Group ke Singapura dan Cina.

Perusahaan itu, sejak saat itu dipercaya menjadi pengumpul gaharu. Namun, perusahaan tersebut tidak beroperasi lagi di Papua menyusul sejumlah anak buahnya disandera OPM di Kali Kopi, Mimika.

Gaharu adalah sejenis kayu yang menghasilkan gubal. Gubal ini jika dibakar mengeluarkan aroma wangi. Jenis pohon penghasil gubal ini, banyak ditemukan di hutan primer India, Burma, Malaysia, Indonesia, dan Filipina, 300-600 meter dari permukaan laut (dpl).

Kayu gaharu mudah rusak sehingga sangat jarang dipakai sebagai bahan bangunan. Kayu ini lebih banyak dimanfaatkan untuk dupa, dan upacara adat dan agama jika telah menghasilkan gubal. Selain itu juga bisa sebagai bahan kosmetik, obat reumatik, obat gosok, tonikum, penyembuh perut kembung, dan seterusnya. Dengan proses penyulingan, kayu ini dapat menghasilkan minyak asiri.


Kayu gaharu termasuk suku Tymelameaceae, marga Aquilaria. Jenisnya antara lain, Aquilaria malaccaensis, Aquilaria agallocha, Aqiliaria microcarpa, Gonystylus spp, dan Aquilaria sinensis. Jenis yang paling digemari pemburu gubal gaharu karena wanginya adalah Aquilaria malaccaensis. Di Papua lebih banyak didomininasi jenis Aquilaria microcarpa kecuali wilayah selatan Papua yakni Merauke, Timika, dan Fakfak lebih banyak jenis Aquilaria malaccaensis.

Semestinya pemburu gaharu sudah melalang buana di seluruh hutan rimba Papua. Tetapi kondisi geografis yang begitu sulit dijangkau, ditambah keamanan tidak stabil membuat pencari gaharu berhati-hati.

Di samping itu, panjangnya mata rantai dan biaya transportasi yang mahal dari perburuan hingga perdagangan antarpulau membuat tidak banyak orang terlibat dalam bisnis ini. Tetapi tidak sedikit yang berani mempertaruhkan dana puluhan bahkan ratusan juta rupiah untuk meraup untung yang bisa dipastikan tidak kecil pula.

Perburuan gaharu jenis Aquilaria malaccaensis dan sejenisnya begitu gencar karena memiliki nilai ekonomis tinggi. Melalui proses alamiah kayu ini dapat menghasilkan gubal yang aromanya harum. Gubal gaharu adalah kayu gaharu yang mengalami pelapukan dan mengandung damar wangi (aromatic resin) sebagai akibat serangan jamur.

Kandungan damar wangi ini menyebabkan gubal gaharu menjadi komoditas ekspor demi kepentingan industri dan parfum, hio, setanggi (dupa), dan obat-obatan. Nilai ekonomi yang diperjualbelikan di kalangan masyarakat pemilik hak ulayat seperti di Agats, Etji, Atsj, dan Sawaerma Rp 7,5 juta - Rp 10 juta per kg untuk jenis super.

Sebagai komoditas ekspor sumbangan gubal gaharu untuk devisa negara termasuk tinggi. Tahun 1997, devisa negara yang dihasilkan Rp 270,82 milyar hanya dengan volume 309,8 ton.

Untuk mendapatkan gubal gaharu, pemburu mencari dan menebang pohon gaharu di hutan. Dalam proses ini sering tidak ditemukan gubal yang berharga, tetapi pohon telanjur ditebang. Akibatnya, hutan rusak dan jenis kayu langka ini pun mulai punah.

Penebangan pohon gaharu semakin tinggi akibat permintaan pasar akan gubal gaharu makin tinggi. Sementara produksi masih sangat tradisional, hanya mengandalkan penebangan pohon di hutan. Ini terjadi karena pengetahuan dan keterampilan pemburu atau masyarakat pemegang hak ulayat masih sangat rendah mengenai gaharu.

Kepunahan gaharu di sebagian wilayah Asia mendorong sidang Convention on International Trade in Endangered Species (CITES) IX di Florida, November 1994 memutuskan pohon gaharu dimasukkan di dalam Appendix II. Artinya, penebangan kayu gaharu dan ekspor hasil ikutannya seperti gubal gaharu harus dibatasi.

Papua memiliki hutan yang begitu luas (3,5 kali luas Pulau Jawa) dengan penduduk 2,2 juta jiwa (2000). Tingkat kepadatan penduduk sekitar 5.500 per km2. Dengan demikian sangat sulit masyarakat melakukan kontrol dan pengawasan terhadap perburuan gaharu liar di hutan belantara Papua.

Apalagi, di tengah kemiskinan, kebodohan, keterbelakangan, dan keterisolasian yang sedang menimpa masyarakat. Masyarakat mudah ditipu dan dibohongi.

Di Papua dalam aksinya para pemburu gaharu selalu membawa bahan kebutuhan pokok selama berkelana di hutan. Kepada masyarakat pemilik tanah adat, pencari gaharu menawari kebutuhan pokok seperti gula pasir, rokok, ikan kering, beras, dan seterusnya yang ditawari dengan kayu gaharu.

Sumber : LINK dan LINK
Read more...

Honai

HONAI - RUMAH TRADISIONAL PAPUA


Honai adalah rumah khas Papua. Rumah Honai terbuat dari kayu dengan atap berbentuk kerucut yang terbuat dari jerami atau ilalang. Honai sengaja dibangun sempit atau kecil dan tidak berjendela yang bertujuan untuk menahan hawa dingin pegunungan Papua. Honai biasanya dibangun setinggi 2,5 meter dan pada bagian tengah rumah disiapkan tempat untuk membuat api unggun untuk menghangatkan diri. Rumah Honai terbagi dalam tiga tipe, yaitu untuk kaum laki-laki (disebut Honai), wanita (disebut Ebei), dan kandang babi (disebut Wamai).

Rumah adat masyarakat wamena yaitu berbentuk lingkaran dengan penutup alang alang yang cukup tebal (> 10 cm). Rumah ini disebut "HONAI", Honai ini sering dijadikan simbol rumah adat khas Papua. Jika anda masuk kedalam Honai ini maka didalam cukup hangat dan gelap karena tidak terdapat jendela dan hanya ada satu pintu. Dimalam hari mereka menggunakan penerangan kayu bakar di dalam honai dengan menggali tanah didalammnya sebagai tungku, selain menerangi bara api juga bermanfaat untuk menghangatkan tubuh. Jika tidur mereka tidak mengunakan dipan atau kasur, mereka beralas rerumputan kering yang dibawa dari kebun atau ladang. Umumnya mereka mengganti jika sudah terlalu lama karena banyak terdapat kutu babi.


Dalam satu komplek perumahan dihuni satu keluarga dan terdapat beberapa Honai. Jumlah Honai menandakan jumlah istri yang ada, di sini banyak dijumpai laki-laki lebih dari satu istri terutama kepala suku atau Ondoafi.

SUMBER
ɐnʇɐʞɐʞ² is offline  
Read more...

:::PENGUNGUMAN:::
English French German Spain Italian Dutch