Noken

NOKEN


Dalam bahasa bahasa etnis Papua sekitar 250 suku bangsa menyebut noken menurut pemahaman dan pengertian mereka masing masing sesuai dengan alam serta lingkungan hidup mereka. Nama kantong atau noken boleh berbeda sesuia dengan suku masing-masing tapi pengunaannya dan manfaatnya pasti sama yaitu untuk menampung atau menyimpan hasil bumi seperti petatas, ubi dan keladi.

Bahkan ada beberapa suku di Papua yang menggunakan noken untuk menggendong bayi mereka dan juga anak-anak babi. Sebut saja misalnya masyarakat di kepulauan khusunya di Biak Numfor, noken dalam wos byak disebut Inokson. Sedangkan masyarakat Nabire khususnya mereka yang tinggal di Harlens mencakup Moor, Mambor, Hariti dan Ahe yang menyebut noken dalam bahasa Moor yaitu ”Aramuto”. Bagi orang Marind di Kabupaten mengenal noken dengan sebutan “Mahyan”. Lain halnya dengan orang Dani di Lembah Balien yang menamainya “Su”.

Karena sekarang ini noken sudah bukan lagi milik suku suku di Papua tetapi milik semua orang. Hingga tak heran kalau ada merek noken dari luar Papua dengan kualitas yang bagus dan kuat. Sehingga lama kelamaan nama noken pun seakan akan pudar.

Noken juga memiliki konsep biologi, geografi, teknologi, etnografi hingga filosofi yang terkait satu dengan lainnya. Biologi adalah serat yang diambil dari pohon untuk membuat noken dan juga daun tikar; Geografi mempunyai kekayaan Alam yang bisa dijadikan apa saja; Etnogarafi adalah ilmu yang mengatur suku bangsa, focus pada suatu benda atau kegiatan tentang kebudayaan; Filosifinya, ditransferkan kepada anak-anak muda supaya mempertahakan budaya nenek moyang.

Sumber : Link

0 komentar:

:::PENGUNGUMAN:::
English French German Spain Italian Dutch